Budidaya tanaman anggur di daerah tropis, seperti Indonesia, dengan curah hujan yang tinggi serta tidak adanya musim dingin untuk mematikan patogen, budidaya tanaman anggur mempunyai kendala, salah satunya, penyakit yang disebabkan oleh jamur dan mikroorganisme, seperti penyakit karat daun.
penyakit karat daun pada tanaman anggur. |
Penyakit karat daun pada anggur ini menyerang daun pertanaman anggur terutama pada musim hujan, dimana kelembaban tinggi, dan suhu yang hangat pada siang hari, menyebabkan jamur ini tumbuh dan berkembang biak dengan baik.
Gejala utama dari penyakit karat daun ini, terdapatnya bercak – bercak kuning pada awal serangan pada permukaan atas daun, dan menjadi cokelat setelah beberapa waktu. Dan pada permukaan bawah daun terdapat, titik – titik yang berwarna oranye atau jingga, yang jika digosok, akan berupa seperti debu. Debu yang berwarna oranye itu merupakan spora dari jamur penyebab penyakit ini.
Menurut sumber – sumber yang ada, penyakit ini disebabkan oleh Physopella ampelopsidis (Diet. Et P. Syd.) atau nama lainnya Physopella vitis (Thum.).(Semangun, 1989).
Pengendalian penyakit ini dengan dipetiknya daun – daun yang sakit, serta disemprot dengan fungisida.(Semangun, 1989).
Menurut pengalaman saya, penyemprotan fungisida kontak, Dithane M-45 dengan berbahan aktif mancozeb, dengan dosis 2-3 gram/liter, cukup baik dalam pengendalian-nya.
Atau dapat juga menggunakan fungisida kontak lainnya seperti Daconil, dengan bahan aktif chlorothalonil, dengan campuran 1-2 gram/liter, juga efektif dalam mengendalikan penyakit ini.
Tetapi penyemprotan dengan fungisida kontak, harus dilakukan rutin, karena biasanya penyakit ini terjadi pada musim hujan, dimana waktu musim hujan, fungisida di permukaan daun sangat gampang tercuci oleh air hujan.
Fungisida sistemik seperti AmistarTop dengan bahan aktif azoksistrobin dan difenoconazole dengan dosis 1 ml/liter, merupakan yang paling efektif, dikarenakan, fungisida ini diserap tanaman anggur dan mempunyai waktu perlindungan yang lama dibandingkan fungisida kontak lainnya. Dan fungisida sistemik tidak mudah tercuci oleh hujan, seperti fungisida kontak lainnya.
Tetapi pemakaian fungisida harus dirotasi dengan fungisida berbahan aktif lainnya, untuk mencegah terjadinya resistansi pada jamur pathogen penyebab penyakit.
Selain itu, kebersihan kebun harus dijaga, terutama dasar pertanaman harus bersih dari gulma dan sisa – sisa daun dan bagian anggur lainnya pada musim hujan.
Pemberian pupuk yang mengandung kalium dengan teratur, akan mengurangi gejala penyakit karat daun ini.
Semangun (1989), Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah Mada University Press, 850 hlm.
Mohon like-nya...
Terima kasih atas infromasinya,
BalasHapusapakah fungisida dapat dibuat dengan bahan alami?
apakah ada WA nya pak? agar dapat konsultasi
Salam
kalo dengan bahan alami paling dari ekstrak sereh, cuma biasanya pestisida alami tidak ekonomis jika sampai taraf yg efektif, selain itu pestisida alami sangat cepat terurai, terutama oleh sinar UV
HapusTERIMA KASIH MOHON IZIN SAVE OR ETC
BalasHapussilahkan gan
HapusSemprot dg fungisida masalgin 50 wp
BalasHapusPakai mancozeb dengan spreader juga bagus gan
HapusTrima kasih pak ilmunya... Sy dah hampir putus asa ngatasi pemyakit ini...
BalasHapusPohon anggur saya berada diatas kolam ikan...apakah tidak berbahaya utk ikan saya...jika saya semprot dgn fungisida?
BalasHapusYa pastinya bahaya, kalo percikan masuk ke kolam ikan
Hapusassalamualaikum.. pake fungisida topsin..apakah bisa,,> terima kasih..
BalasHapusBisa gan, Topsin fungisida sistemik, waktu proteksi lebih lama
Hapus