Cari Blog Ini

Rabu, 14 September 2016

Management of Grapevine Leaf Rust



Cultivation of grapevine in tropical area, like in Indonesia, posses several problem. With high rainfall and high humidity, and without cold period to overwinter pathogen, disease always present all year round. One of the diseases here is grapevine leaf rust, caused by specific fungus that attack grapevine leaf.
                                                                            
Example of grapevine leaf rust.

Grapevine leaf rust usually occurred on monsoon season, with period of high rainfall and warm temperature, can cause this disease to grow and thrive on grapevine leaf. Especially on vineyard, that using too close planting space between vine.
Main symptoms of this disease is, there are many small yellowish spots, on upper leaves surface, and will turn to brown after few days. At under leaves surface, there are many orange dots or spots, that if touched, it will feel like a dust. This orange dusts are spores of fungus, that cause this disease.
                  
Under leaf surface of grapevine, Physopella ampelopsidis, spores seen.

From many sources, this disease, caused by fungus Physopella ampelopsidis(Diet. Et. P. Syd.), others name is Physopella vitis (Thum.). (Semangun,1989).
Control of this disease are with, removal of infected leaves, that marked with yellow or brown spots, and using chemical methods, fungicides spraying.

On my experiences, sprayed with contact fungicide, like Dithane M-45 with active ingredient of mancozeb, with dosage of 2-3 grams per liter of water, have good control efficacy.
Another contact fungicides like Daconil can also be used, with active ingredient of chlorothalonil, with a dosages of 1-2 gram per liter water mixture, also effective in controlling of this disease.
Routine spray with contact fungicide is a must, at least once a week, because this diseases usually occur on monsoon or rainy seasons, where high rainfall can wash fungicides coat away from grapevine leaves. Adding surfactant and sticker also helpful on monsoon seasons.
              
Grapevine leaves, that lightly infected.

Systemic fungicides like AmistarTop with active ingredients of Azoxystrobin and Difenoconazole, with dosage of 1ml per liter, are the most effective means of chemical control this disease, because this fungicide is systemic, it’s mean, that plant will absorb it, so it will have long lasting control and efficacy compared to others contact fungicides. Also systemic fungicides, will not easily wash away by rain like other leaf coated contact fungicides.
But the usage of this kind of fungicides, need to be rotated with another fungicides, to minimize the risk of pathogen resistance against fungicides.

Also, at monsoon or rainy seasons, vineyard must be clean, especially on soil beneath grapevine, weeds need to be removed, prior to rainy seasons, any other grapevine debris must also be removed and burned to prevent spreading of diseases.

Fertilizing grapevine with fertilizer that contain potassium will reduce the incidence of infection of this grapevine leaf rust disease.


Semangun (1989), Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah Mada University Press, 850 hlm.

Selasa, 13 September 2016

Penyakit Karat Daun Pada Daun Anggur dan Pengendaliannya


Budidaya tanaman anggur di daerah tropis, seperti Indonesia, dengan curah hujan yang tinggi serta tidak adanya musim dingin untuk mematikan patogen, budidaya tanaman anggur mempunyai kendala, salah satunya, penyakit yang disebabkan oleh jamur dan mikroorganisme, seperti penyakit karat daun.
                                                                               
penyakit karat daun pada tanaman anggur.

Penyakit karat daun pada anggur ini menyerang daun pertanaman anggur terutama pada musim hujan, dimana kelembaban tinggi, dan suhu yang hangat pada siang hari, menyebabkan jamur ini tumbuh dan berkembang biak dengan baik.

Gejala utama dari penyakit karat daun ini, terdapatnya bercak – bercak kuning pada awal serangan pada permukaan atas daun, dan menjadi cokelat setelah beberapa waktu. Dan pada permukaan bawah daun terdapat, titik – titik yang berwarna oranye atau jingga, yang jika digosok, akan berupa seperti debu. Debu yang berwarna oranye itu merupakan spora dari jamur penyebab penyakit ini.

                                                                             
permukaan bawah daun anggur yang terjangkit Physopella ampelopsidis, terlihat spora-nya.

Menurut sumber – sumber yang ada, penyakit ini disebabkan oleh Physopella ampelopsidis (Diet. Et P. Syd.) atau nama lainnya Physopella vitis (Thum.).(Semangun, 1989).
Pengendalian penyakit ini dengan dipetiknya daun – daun yang sakit, serta disemprot dengan fungisida.(Semangun, 1989).

Menurut pengalaman saya, penyemprotan fungisida kontak, Dithane M-45 dengan berbahan aktif mancozeb, dengan dosis 2-3 gram/liter, cukup baik dalam pengendalian-nya.
Atau dapat juga menggunakan fungisida kontak lainnya seperti Daconil, dengan bahan aktif chlorothalonil, dengan campuran 1-2 gram/liter, juga efektif dalam mengendalikan penyakit ini.
Tetapi penyemprotan dengan fungisida kontak, harus dilakukan rutin, karena biasanya penyakit ini terjadi pada musim hujan, dimana waktu musim hujan, fungisida di permukaan daun sangat gampang tercuci oleh air hujan.

                                                                               
Daun tanaman anggur yang terserang ringan, penyakit karat daun anggur.

Fungisida sistemik seperti AmistarTop dengan bahan aktif azoksistrobin dan difenoconazole dengan dosis 1 ml/liter, merupakan yang paling efektif, dikarenakan, fungisida ini diserap tanaman anggur dan mempunyai waktu perlindungan yang lama dibandingkan fungisida kontak lainnya. Dan fungisida sistemik tidak mudah tercuci oleh hujan, seperti fungisida kontak lainnya.

Tetapi pemakaian fungisida harus dirotasi dengan fungisida berbahan aktif lainnya, untuk mencegah terjadinya resistansi pada jamur pathogen penyebab penyakit.

Selain itu, kebersihan kebun harus dijaga, terutama dasar pertanaman harus bersih dari gulma dan sisa – sisa daun dan bagian anggur lainnya pada musim hujan.
Pemberian pupuk yang mengandung kalium dengan teratur, akan mengurangi gejala penyakit karat daun ini.



Semangun (1989), Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah Mada University Press, 850 hlm.


Mohon like-nya...